Antara Kepo dengan Ingin Tahu
Satu
kisah terukir kembali pagi ini,kisah yang mengingatkanku akan siapa sebenarnya
diriku. Senin pagi tak seperti biasanya aku mengerjakan tugas sekolah dalam
waktu yang sesingkat ini.Seperti biasa aku membersihkan rumah,lalu menonton tv,
membaca majalah,lalu makan siang dan bersiap berangkat sekolah. Setelah sampai
aku langsung membuka buku agama karena sebentar lagi akan ada ulangan
harian,seperti biasa teman semejaku belum datang,dia biasanya datang bersama
teman yang lain. Jujur,selama aku menempati kelas ini aku tidak terlalu akrab
dengan teman semejaku (sebut saja Y).Dia lebih akrab dengan teman yang lain
(sebut saja Z). Y dan Z sangat akrab kemana-mana selalu bersama.Berangkat
bareng,pulang bareng,jajan bareng,dll. Dan aku selalu ikut jika mereka ingin
pergi ke koperasi dan kantin,bukannya ingin ikut-ikutan atau sok akrab,hanya
saja aku memang suka pergi ke penjual makanan dan membelinya.Aku ikut tanpa
mereka ajak bahkan terkadang aku sampai tidak dianggap!!. Mungkin mereka tidak
menyukainya atau ada alasan lain di balik itu semua. Yang jelas aku merasa
tidak dianggap!,jika mereka berjalanpun aku selalu dibelakangnya,aku merasa
diabaikan,aku merasa seperti parasit. Padahal aku hanya ingin menambah teman
dan mempererat tali silaturahmi. Selama mereka berjalan dari kelas menuju
kantin atau sebaliknya,aku tak diajak berbicara,walaupun aku memulai tetap saja
terasa “flat”.Aku berjalan dibelakang mereka layaknya bodyguard yang selalu mengikuti kemana mereka pergi.Padahal,sekali
lagi aku hanya ingin menambah teman.Mungkin mereka risih jika aku selalu ada
dibelakangnya.Atau mungkin mereka tidak suka jika ada orang seperti aku,yang
mungkin menurut mereka aku orang yang sangat ingin tahu urusan orang lain.
Padahal sebenarnya tidak!.Sekali lagi,aku hanya ingin menambah teman.
Mereka
sering sekali bertukar cerita,tetapi aku jarang. Mereka bilang hidupku itu
“flat” atau datar sedatar satu lembar kertas!. Padahal hidupku tidak sedatar
itu,mereka hanya tidak tahu. Bukannya aku tidak mau bercerita,tapi aku hanya
ingin memilih-milih mana yang hatus diceritakan dan mana yang tidak.Bukankah
tidak bercerita sama sekali dan menyimpannya sendiri lebih baik jika harus
bercerita terlalu banyak dan malah membuat orang bosan dengan cerita yang
itu-itu saja. Bukankah terlihat tegar jauh lebih baik daripada harus mengumbar
kesedihan yang membuat orang lain menatap seolah-olah kita “lemah”. Saat
bersama mereka aku pernah berkata bahwa cita-citaku jurnalis dan aku juga
pernah bercerita masa-masa smpku dan kisah romance
. Berhubung cita-citaku menjadi jurnalis,pastinya kau harus tahu seluk
beluk dunia luar dan sebisa mungkin selalu update dengan peristiwa yang
terjadi.Itu sebabnya aku jadi selalu ingin tahu,bukannya ingin ikut campur
urusan orang lain,tetapi aku hanya ingin tahu.Aku pasti akan bertanya jika ada
sesuatu yang terlewat dengan pertanyaan “ada apa sih?” atau “kenapa?ada apa?”.
Bukannya itu tidak salah selama tidak diluar batas?. Selama aku melakukan
itu,semua baik-baik saja. Tetapi belakangan ini,entah kenapa beberapa orang
menyebutku kepo ,dimulai dari teman
lesku (sebut saja D),yang ketika ada perbincangan diluar ruangan dan dia
mendengarnya,guru lesku bertanya “tau apa yang tadi diomongin?” D berkata “tau”
lalu aku bertanya “emang ada apa?”.D menjawab dengan serius “jangan kepo
deh”.Dan itu membuatku jleb dan aku
langsung terdiam,dalam hati aku bertanya memangnya salah ya kalo Cuma nanya?.Ah
entahlah,bermula dari situ. Kini,lebih tepatnya tadi sore Y juga mengatakan
sesuatu yang sama.
Oh iya,hari ini seperti biasa saat mereka ingin pergi ke
koperasi aku mengikutinya.Dan saat ke kantin aku sedikit terlambat,tetapi aku
tetap mengikutinya dan seperti biasa,selalu tampak tak dianggap!.Ketika jam
istirahat berakhir,dan masuk ke pelajaran berikutnya.Di sela-sela pelajaran Y berkata
“hari ini lo agak beda”.”Apanya yang beda?”tanyaku.”kepo deh!” jawabnya yang
membuatku semakin penasaran.”Ihh,emang apa sih?” tanyaku lagi. Lalu dia
menjawab “Sekarang lo agak kepo!!” dan jawaban itu membuatku terdiam.Tadinya
aku ingin bertanya “kepo gimana?” tetapi aku urungkan niat itu.Dan di dalam
hati aku bertanya-tanya,apanya yang kepo,apa karena aku selalu mengikuti Y dan
Z yang mungkin menurut mereka aku ingin tahu apa saja yang mereka perbincangkan
atau mungkin mereka ingin bercerita sesuatu yang tak boleh di dengar orang lain
selain mereka?. Ah aku bingung,aku bukannya kepo,terkadang aku hanya bertanya
dan itu tak selalu harus dijawab tetapi mereka menganggapku kepo .Sebelumnya aku memang kepo,tetapi
kepo dalam hal positif,kepo akan pengetahuan dunia yang semakin luas,apakah itu
salah?. Yang jelas aku masih belum tahu jawabannya.Dan ini sangat
mengingatkanku akan siapa sebenarnya diriku. Aku masih belum bisa menemukan
jawaban hal ‘sekecil’ ini.Ketika pulang aku langsung bercerita ke temanku (sebut
saja H).H bilang sesuatu yang aku lupa apa yang dia bicarakan,mungkin aku akan
menanyainya dan membahas soal ini besok. Satu lagi,biasanya aku pulang menunggu
mereka dan ke parkiran motor bersama mereka ya..walaupun aku tetap tak dianggap
dan mereka berbicara sendiri.Tetapi kali ini aku tak bersama mereka,aku lebih
baik duluan,daripada nanti aku semakin di cap kepo sama mereka. Ah..satu lagi pernyataan dan pertanyaan yang
kudapat hari ini tetapi aku tak dapat menguraikan pernyataan itu apalagi
menjawabnya.
Comments
Post a Comment