Serunya Berorganisasi di Kampus (bag.1) - ADKESMA BEM GAMA FIB UNPAD #1



         Kampus adalah tempat dimana organisasi menjadi jantung kehidupan mahasiswa selain kelas tempat belajar. Bagaimana tidak, sejak pertama kali mahasiswa menginjakkan kaki di kampus, mereka sudah diperkenalkan oleh kehidupan organisasi, seperti kegiatan ospek yang notabenenya merupakan salah satu program kerja dibawah naungan BEM universitas, BEM fakultas atau himpunan mahasiswa program studi. Organisasi di kampus tidak hanya BEM atau himpunan saja, tetapi juga ada UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) tingkat universitas, fakultas ataupun jurusan. Jadi akan ada banyak sekali pilihan untuk bergabung di banyak organisasi dengan berbagai bidang yang berbeda. Sebagai contoh di UNPAD, ada 1 BEM KEMA UNPAD (menaungi satu universitas), lalu ada 16 BEM Fakultas, 52 Himpunan Mahasiswa Program Studi dan puluhan (lupa tepatnya berapa) UKM. Cukup banyak, kan ?
            Nah, sebagai salah satu maba (mahasiswa baheula) yang sudah mencicipi asam garam kehidupan organisasi kampus, disini aku mau berbagi cerita tentang organisasi-organisasi yang pernah aku ikuti. Untuk kali ini, kita bahas yang pertama dulu ya, soalnya akan ada beberapa organisasi lagi yang menarik untuk diceritakan. Yuk, mulai !

BEM GAMA FIB UNPAD (Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran)
            BEM GAMA FIB adalah organisasi pertama yang aku ikuti di kampus pada awal tahun 2016. Seperti yang sudah banyak diketahui orang-orang, BEM adalah organisasi eksekutif yang menaungi mahasiswa dalam berbagai bidang, seperti akademik, olahraga, kesenian, penalaran, dan lain-lain. Maka di dalam struktur BEM, bisa kita lihat ia terdiri dari ketua atau presiden dan wakil, sekretaris, bendahara dan beberapa departemen atau kementrian. Selain itu, biasanya setiap periode kepengurusan memiliki nama kabinetnya masing-masing.
            Aku aktif di BEM selama dua tahun, pertama pada kabinet Lentera Biru dan yang kedua kabinet Arthasastra. Selama dua tahun ini, aku aktif menjadi staff Departemen Advokasi Kesejahteraan Mahasiswa a.k.a Adkesma. Nah, di cerita ini aku akan fokus ke perbedaan BEM dua kabinet di departemen yang sama berdasarkan pengalaman dan akan ditulis lebih dengan bentuk narasi karena ini sesuai pengalaman pribadi.

Yuk kita mulai cerita Adkesma kabinet Lentera Biru
            Pertama-tama ada baiknya kita berkenalan dulu dengan keluarga Adkesma. Tak kenal maka tak sayang, kan? Kalau sudah sayang? Hmm coba cari jawaban sendiri ya hehe. 


Nah ini dia keluarga adkesma kabinet lentera biru. (dari atas kiri : viona, dina, me, feni, teh susan, teh syifa. Bawah kiri : kang cahyadi, teh kiki, kang fazil (pak menteri), kania dan kang nurdian).

            Di awal tahun 2016, semester dua, saat semangat maba masih menggebu-gebu dan didorong kebiasaan ‘gak bisa gak sibuk’, aku memutuskan untuk daftar open recruitment BEM FIB. Sebenarnya aku sudah berniat untuk ikut BEM saat kuliah sejak SMA karena pernah aktif di OSIS SMA dan ketagihan ikut kegiatan keorganisasian. Di semester ini aku memang belum punya kegiatan untuk satu tahun ke depan dan didorong juga oleh ajakan teman, akhirnya aku mendaftarkan diri. Soal kementrian yang dipilih, saat melihat namanya, aku merasa asing dan bertanya-tanya akan seperti apa kerjanya.
            Setelah isi formulir, wawancara dan akhirnya resmi diterima di kementrian Adkesma. Setelah itu, diadakan lah pertemuan perdana dan dijelaskan ranah kerja serta program kerja selama setahun ke depan. Secara umum, kementrian Adkesma ini bekerja untuk mensejahterakan mahasiswa FIB, sejahtera dalam arti tak ada hambatan untuk menjalani kegiatan akademik, Adkesma ini bertugas untuk membantu mahasiswa yang memiliki kesulitan dalam akademik, misalnya penangguhan UKT (uang kuliah tunggal) yang dibayar per semester, beasiswa, info pelatihan dan seminar, atau masalah akademik yang bisa kita bantu untuk menyelesaikannya ke pihak dekanat atau program studi (dibantu hima). Bisa dibilang, Adkesma ini salah satu jembatan penghubung antara mahasiswa dengan dekanat dalam urusan akademik.

            Jobdesc Adkesma disini ada dua yaitu beasiswa dan advokasi. Beasiswa berarti mencari semua info tentang beasiswa yang bisa didaftar oleh mahasiswa FIB, sementara advokasi berarti pelayanan dan pendampingan mahasiswa yang mempunyai permasalahan akademik dan butuh orang yang bisa membantu khususnya dalam alur birokrasi dekanat yang terkadang memusingkan.
            Untuk program kerjanya cukup banyak, yaitu :
1.      Pengelolaan media sosial (line @, twitter, facebook dan email)
2.      Mading : berisi informasi beasiswa, lowongan kerja, dan info-info akademik.
3.      Jurnal : kumpulan informasi beasiswa dan magang per bulan yang dibagikan ke setiap hima tapi seingetku proker ini gak jalan.
4.      Kotak aspirasi : surat keluhan yang bisa diisi oleh mahasiswa, seingetku ini juga gak terlaksana.
5.      Kencleng : kotak amal (?) yang disimpan di beberapa lokasi di FIB yang dananya nanti akan disumbangkan untuk mahasiswa yang membutuhkan, seingetku ini jalan tapi kurang efektif.
6.      Adkesma menyapa : ini proker yang ramai diperbincangkan kala itu, dimana setiap sabtu malam OA line adkesma membuka sesi curhat untuk mahasiswa FIB tentang persoalan akademik, organisasi, atau apapun, bahkan ada yang curhat persoalan dengan pacarnya ckck – yang kemudian menjadi bahan bercandaan di grup adkesma sendiri.
7.      Talkshow LPDP : proker favoritku, dimana kita bisa mendapat informasi langsung tentang beasiswa bergengsi ini dari para Awardee.
8.      OSCARS (Opportunities for Obtaining Education through Scholarship) : Acara terbesar adkesma, disini kita adain talkshow dari beberapa lembaga beasiswa dan ada stand untuk beasiswa expo juga
9.      Seminar Career Developement Center : seminar yang membahas tentang persiapan karir setelah lulus kuliah, disini dibahas tentang CV, wawancara dan hal-hal yang berkaitan dengan dunia kerja.
10.  Forum Kesma FIB : forum komunikasi antara perwakilam adkesma dari tiap himpunan dengan Adkesma FIB untuk membahas masalah kemahasiswaan.
11.  FORKABIM (Forum Keluarga Bidik Misi) : acara silaturahmi antar mahasiswa penerima beasiswa bidik misi.

            Nah, cukup banyak kan proker yang harus kita jalani selama satu tahun? Itu baru dari satu departemen, belum dari belasan departemen lain yang ada, bisa dibayangkan berapa proker keseluruhan BEM selama satu tahun?
Wah pusing dong proker sebanyak itu? Sibuk dong jadi anggota BEM? Wah ngeganggu kuliah nih? Eitts..jangan berpikiran negatif dulu ya
Sebenarnya dari semua proker itu gak semua dikerjain sama anggota yang cuma ada 11 orang. Untuk proker besar yang biasanya membutuhkan sponsor dan SDM yang banyak, kita bisa mengadakan open recruitment untuk panitia proker tersebut yang notabenenya anggota BEM dari departemen lain atau mahasiswa FIB.

            Balik lagi ke Adkesma, tahun pertamaku di BEM sangat berkesan berkat mereka. Banyak momen-momen tak terlupakan. Banyak pelajaran berharga tentang hal-hal baru yang belum tentu bisa didapat di luar BEM. Momen-momen seperti rapat mingguan di depan perpustakaan FIB, bercandaan di grup, bolak-balik dekanat, males piket kementrian yang padahal cuma dua minggu sekali, jarang banget ke sekre karena punya basecamp sendiri di depan perpus, obrolan-obrolan serius tapi santai dan diselingi candaan, nongkrong di shokudo, bukber di refresh, makan bareng sebelum lengser di pizza hut, foto-foto ala jepang, kunjungan studi banding dari BEM FIB universitas lain, upgrading 2 jilid dan momen-momen yang tak bisa disebutkan satu persatu.

            Rasanya aku ingin mengulang Adkesma lagi bersama mereka. Walaupun aku senang dan enjoy menjalankan proker dan semua hal tentnag Adkesma bersama mereka, tetapi tetap ada yang kurang. Kekurangannya adalah aku tak begitu paham bagaimana advokasi bisa dilaksanakan khususnya mengenai kesejahteraan mahasiswa, padahal kata ini adalah inti  dari terbentuknya kementrian ini. Aku memang harus lebih banyak belajar. Dan motivasi inilah yang akhirnya mendorongku untuk kembali mendaftarkan diri menjadi bagian dari BEM FIB, khususnya di departemen Adkesma lagi.

            Di tahun kedua, tepatnya di akhir tahun 2016, aku kembali mendaftarkan diri untuk alasan yang sudah disebutkan sebelumnya, untuk mengambil ilmu lebih banyak, untuk belajar lebih dari pengalaman. 
.
.
.
(to be continued)

           

Comments