Menjadi Delegasi UNPAD dan Indonesia Lewat Program Pertukaran Budaya AMICIF di Perancis




AMICIF (Amicale des Centres des Internationaux Francophones) adalah program pertukaran pemuda frankofoni yang diselenggarakan oleh Lyons Club de France. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman internasional antar pemuda serta mengembangkan bahasa dan budaya Perancis.  Setiap tahunnya, program yang sudah ada sejak 1958 ini mengundang 200-an pemuda-pemudi frankofoni dengan rentang umur 18-25 tahun dari seluruh benua. Seluruh peserta dibagi dalam beberapa kelompok yang ditempatkan di beberapa provinsi di Perancis dengan tema yang beragam. 
            Tahun ini, saya dan 3 delegasi Indonesia lainnya berkesempatan untuk mengikuti program AMICIF selama satu bulan pada Juli lalu. Di awal program, kami dan seluruh peserta dikumpulkan di Paris selama 2 hari, tepatnya di Chatenay-Malabry. Kami menyusuri Paris dengan bateau-mouche yang membelah sungai Seine, dilanjut dengan mengunjungi menara Eiffel. Malamnya, diadakan la fête d’ouverture atau pesta pembukaan yang diisi dengan penampilan kesenian dari 58 negara. Delegasi Indonesia menampilkan tarian nandak khas betawi pada acara pembukaan tersebut. 
 CIFA di Paris
            Tepat 1 Juli, kami diberangkatkan ke kota  centre atau kelompok kami masing-masing. Perwakilan Indonesia saat itu tersebar di 3 centre yang berbeda. Terdapat 7 centre pada AMICIF kali ini dan saya ditempatkan di CIFA (Centre International Francophone Atlantique). Tahun ini CIFA diadakan di département Deux-Sèvres, sebelah barat Perancis ,dengan 3 kota utama yaitu Parthenay, Thouars dan Bréssuire. Beranggotakan 20 orang dari 18 negara yang berbeda, CIFA mengusung tema seputar budaya, sejarah, alam dan gastronomi. Secara garis besar, kegiatan kami dibagi menjadi 4 minggu, yaitu minggu pertama di host family dan seminggu di masing-masing kota Parthenay, Thouars, Bréssuire.
            Minggu pertama merupakan saat-saat sulit karena harus beradaptasi dengan bahasa, budaya juga cuaca musim panas yang tak biasa. Setiap host family menerima 2 peserta CIFA selama seminggu. Saya tinggal di rumah keluarga Brigitte dan Thierry Dufour yang berada di kota Thouars bersama 1 peserta asal Uzbekistan. Kami banyak berbagi hal saat tinggal bersama keluarga perancis, seperti kebiasaan dan durasi makan pada budaya Perancis, hal-hal yang sedang ramai diperbincangkan saat itu dan cerita tentang negara kami masing-masing juga pandangan mereka tentang negara kami. Tak hanya itu, selama bersama mereka, kami diajak ke kota-kota dekat Thouars seperti Anjou dan Saint-Gilles Croix de Vie, mengunjungi pantai, kebun binatang, gereja-gereja tua, tempat pembuatan olahan keju dan lain-lain. 
                                                       Teman-teman host family Thouars

            Keduapuluh peserta ini dikumpulkan kembali di minggu kedua. Parthenay adalah kota pertama kami melaksanakan kegiatan bersama. Di kota ini, kami disuguhi berbagai kegiatan serta kunjungan yang menarik. Menjelajahi kota tua Parthenay, museum tambang tua di Melles, theme park Futuroscope, pusat konservasi alam Marais-Poitevin dan FLIP (festival permainan terbesar se-Perancis). Acara yang paling mengesankan di kota ini adalah saat 14 Juli, bertepatan dengan Hari Nasional bagi masyarakat Perancis. Kami berkesempatan untuk menyanyikan lagu kebangsaan Perancis, La Marseillaise di depan 10.000 masyarakat kota dan ikut merayakan hari itu yang dimeriahkan dengan pesta kembang api. 
Kunjungan ke museum tambang perak ‘Mines d’argent des rois francs”

            Minggu ketiga dimulai di Thouars dengan mengelilingi kota bersama seorang guide dan disambut oleh wali kota Thouars di kantornya. Minggu ini dipenuhi kunjungan-kunjungan yang mengesankan, seperti château atau kastil Oiron, kota Nantes, gua Pierres et Lumières yang berisi pahatan puluhan château de La Loire serta pabrik pembuatan wine dan liquor di kota Saumur. Selain itu, semua peserta wajib mempresentasikan negaranya masing-masing. Setiap harinya ada 2-3 negara yang melakukan presentasi sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Saya berkesempatan memperkenalkan Indonesia di depan peserta lain dan panitia dari Lyons Club saat di kota ini. 
Kunjungan CIFA ke château Oiron

            Tidak terasa kami sampai di minggu terakhir CIFA. Bertempat di Bréssuire, ada beberapa kegiatan yang sangat berkesan, seperti diner international, acara makan malam dengan suguhan makanan khas dari 20 negara yang kami masak sendiri, saya memasak nasi goreng dan bakwan untuk representasi masakan Indonesia. Selain itu, kunjungan ke Grand Parc Puy de Fou, taman hiburan yang mengusung konsep drama musikal tentang sejarah dan legenda, sangat mengagumkan. Di akhir minggu, kami mengadakan pesta penutupan yang diisi dengan penampilan-penampilan dari seluruh peserta, seperti tarian, nyanyian ataupun pidato. Saya merasa terhormat saat diberi kesempatan untuk menampilkan tarian tradisional Indonesia seorang diri. Tidak menyangka juga kalau penampilan itu mendapatkan respon yang positif dari banyak pihak. Acara malam itu menutup semua rangkaian kegiatan di CIFA. Setelah acara penutupan, kami masih memiliki 2 hari yang dihabiskan bersama host family. Lalu, tepat pada 29 Juli, kami diantar ke terminal bus Parthenay untuk selanjutnya ke stasiun Poitiers dan kembali ke Paris. Itulah momen terakhir kami bersama, kami mengucap selamat tinggal pada semua panitia dari Lyons Club, juga merasakan kesedihan karena akan berpisah dengan keluarga yang terbentuk selama sebulan ini. Namun, kami juga merasa bahagia karena dipertemukan melalui program ini. Tak hanya untuk mengasah kemampuan berbahasa Perancis, lebih jauh, kami justru belajar untuk mengenal dunia yang sangat berbeda dan menghargai perbedaan itu, serta untuk  mencapai cita-cita paling luhur : perdamaian. 
Pesta Penutupan CIFA

                                                               

Comments